Muhammad Juanda adalah seorang pustakawan yang lahir di Hulu Sungai Selatan pada tanggal 4 Oktober 1983. Ia memiliki hobi berolahraga, terutama futsal dan sepak bola. Moto hidupnya adalah berguna untuk orang tua, keluarga, tempat bekerja, dan negara. Soal makanan favorit, tokoh kita kali ini agak unik, sebelum berdomisili di kota Banjarmasin, makanan favoritnya adalah iwak papuyu bakar dengan sayur bening dan osengan tempe. Namun setelah tinggal di kota Banjarmasin, ia lebih suka makan nasi goreng dan ayam kentucky, meskipun osengan tempe tetap menjadi menu favoritnya.
Selain sebagai pustakawan, Pak Juanda aktif sebagai pelatih futsal di SMP Islam Sabilal Muhtadin. Kegiatan tambahan ini dimaksudkannya sebagai salah satu bentuk kontribusinya mendukung pengembangan potensi anak muda sekaligus mempromosikan sekolah tempatnya bekerja. “Dengan mengikuti pertandingan turnamen futsal antar sekolah ataupun sekadar pertandingan persahabatan, anak-anak akan memiliki kepercayaan diri yang kuat. Sekolah juga akan semakin dikenal masyarakat”, ujarnya. Pak Juanda bergabung dengan LPI Sabilal Muhtadin pada tahun 2006, setahun setelah menyelesaikan studi D3 Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam. Ketika itu, profesi pustakawan masih baru di Kalimantan Selatan.
Bagi Pak Juanda, menjadi pustakawan adalah sebuah tantangan yang menyenangkan. “ Saya suka tantangan. Bagi saya menjadi profesi pustakawan sangat menantang. Saya merasa tertantang untuk terus berkreasi meningkatkan minat siswa membaca”, tegasnya.
Pak Juanda percaya bahwa membaca sangat penting bagi siswa dan guru. Dengan membaca, wawasan dan pengetahuan akan bertambah, memperkaya kosakata, dan lebih bijak dalam membuat keputusan. Beliau memiliki beberapa ide untuk meningkatkan minat baca siswa, antara lain memberikan
reward kepada siswa yang sering meminjam dan berkunjung ke perpustakaan, berkunjung ke kelas untuk memberikan sosialisasi tentang layanan perpustakaan dan menjadikan perpustakaan sebagai tempat rekreasi bagi para pembelajar. Pak Juanda berharap adanya sebuah kebijakan sekolah yang mendorong peningkatan literasi guru dan siswa yakni adanya jadwal kunjungan ke perpustakaan yang dilakukan secara kontinu. Misalnya satu atau dua kali dalam seminggu. Selain itu, Pak Juanda berkeinginan suatu saat nanti mengelola perpustakaan digital di sekolah-sekolah di bawah naungan LPI Sabilal Muhtadin Banjarmasin.
Semoga dengan tekad dan semangatnya, Bapak Muhammad Juanda mampu mewujudkan semua harapannya dan terus menginspirasi orang lain.
Posting Komentar
Posting Komentar