Zu3Y1Tyh5M3UtKd8x5bDon4s3N5Axboydq92AuYu

Pentingnya Penguasaan Bahasa Asing dalam Pariwisata

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor penting yang harus ditangani secara serius dan profesional. Melalui sektor ini, pendapatan negara akan bertambah dari devisa wisata. Sektor ini juga menciptakan lapangan kerja, merangsang pertumbuhan industri pariwisata. Oleh sebab itulah, di berbagai negara, industri pariwisata dikelola secara professional.

Begitu pun di Indonesia, Pemerintah melalui kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong dan mendukung pengembangan potensi wisata dan ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dukungan nyata terus diberikan terhadap upaya mengembangkan desa wisata yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat, memberantas kemiskinan, mengurangi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, serta memajukan kebudayaan.

Dalam dunia pariwisata, Bahasa Inggris menjadi sangat penting untuk dikuasai. Apabila pelaku usaha di bidang pariwisata memperhatikan ini maka para wisatawan dari manca negara akan ramai berkunjung ke Indonesia. Para turis juga akan semakin aktif turut serta dalam kegiatan atau aktifitas masyarakat lokal karena mereka dapat berdialog dan berdiskusi dengan pelaku usaha/ masyarakat lainnya  menggunakan media Bahasa Inggris.

Peranan bahasa asing dalam peningkatan wisata memainkan peran vital: promosi wisata ke luar negeri, pelayanan reservasi, pelayanan akomodasi (hotel atau perjalanan), pelayanan saat guiding, komunikasi wisman dengan masyarakat. Di Kalimantan Selatan misalnya. Pasar Terapung Lok Baintan atau Pasar Terapung Sungai Martapura, salah satu destinasi wisata, sebuah pasar terapung tradisional yang berlokasi di desa Sungai Pinang (Lok Baintan), kecamatan Sungai Tabuk, Banjar, sering dikunjungi wisatawan asing. Pasar ini sebenarnya tidak jauh berbeda dari Pasar Terapung yang berlokasi di muara Sungai Kuin/Sungai Barito. Keduanya merupakan pasar tradisional di atas perahu atau dalam bahasa Banjar lebih familiar dengan sebutan jukung. Di atas perahu, para pedagang menggelar dagangannya: hasil produksi pertanian/perkebunan. Umumnya transaksi jual beli berlangsung singkat, paling lama sekitar tiga hingga empat jam. Pasar terapung ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banjar.

Menyadari pentingnya penguasaan bahasa asing dalam industri pariwisata. Dua akademisi yang berasal dari Kota Banjarmasin, dalam wawancara singkat melalui pesan WhatsApp mengutarakan pendapat yang sangat menarik untuk dicermati.
 
Vebrianti Umar, dosen di Kalimantan Selatan, saat diwawancarai melalui WhatsApp mengatakan “Berdagang merupakan kegiatan berbisnis yang tidak hanya memerlukan skill manajemen keuangan yang baik, tetapi juga perlu skill berkomunikasi yang mumpuni. Ketika berkomunikasi dengan pembeli pembeli asing atau dari luar negeri, pedagang harus memiliki skill bahasa Inggris yang baik agar dapat menjelaskan produk2 yang dijual : kualitas dan komposisi produk, cara penggunaan dan lain-lain. Ini akan menimbulkan kesan positif yang mendalam bagi mereka sehingga saat Kembali ke negaranya nanti, mereka akan mempromosikan tempat wisata yang ada di Indonesia”, Jumat (19/05/2023). Oleh karena itu, Beliau berpendapat perlu adanya kegiatan pembekalan Bahasa Asing kepada para pedagang yang merupakan bagian penting yang harus diberdayakan dari sektor pariwisata. Wisatawan asing akan merasa nyaman berkomunikasi apabila pedagang yang berjualan di seputar lokasi wisata mampu berkomunikasi dalam Bahasa Inggris.

Pendapat ini juga diamini Tati Akhbariyah, guru SMK Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin. “Bahasa Inggris merupakan salah satu kebutuhan bagi pedagang pasar terapung. Skill keterampilan berbahasa asing untuk berkomunikasi dengan pembeli turis asing atau manca negara di kawasan wisata pasar terapung Lok Baintan penting untuk diajarkan kepada mereka”, jawabnya melalui pesan singkat WhatsApp (19/05/2023).


Related Posts

Posting Komentar