
Adalah Dr. Drs. Juhrian, M.Pd., salah satu pendidik senior di SMP Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Bahkan dapat dikatakan beliau juga merupakan guru senior di lingkungan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Pak Juhrian, begitu rekan-rekan beliau di sekolah memanggilnya, telah mengabdi di lembaga ini selama 29 tahun. Ini bukan waktu yang singkat, jika bukan karena kecintaan yang luar biasa dalam, saya kira tidak akan mungkin peraih gelar Doktor di bidang Ilmu Pertanian (S3 Ilmu Pertanian) Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin akan bertahan selama ini.
Sejak bergabung LPI tahun 1994, Pak Juhrian pernah menjabat berbagai posisi struktural SMP ISM Banjarmasin. Pada tahun 1999-2000, beliau menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum. Pada tahun 2016-2017, beliau menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan. Beliau juga pernah dipercaya menjadi Kepala Sekolah SMP ISM Banjarmasin dari tahun 2017 hingga 2019. Karena pengalaman dan dedikasinya yang sangat besar itulah Pak Juhrian dijadikan sosok panutan di sekolah.
Saya pernah bertemu Pak Juhrian di beberapa kesempatan. Baik di acara formal kelembagaan ataupun di luar acara resmi. Pada suatu pertemuan, saya pernah bertanya langsung ke beliau alasan mengapa bergabung dengan LPI Sabilal Muhtadin Banjarmasin. “Saya ingin ikut mencerdaskan anak bangsa melalui wadah yang qualified. LPI SM merupakan lembaga pendidikan yang bermutu dan peduli terhadap peningkatan SDM khususnya di Banua, karena itulah saya merasa berada di tempat yang tepat,” jawabnya. Bagi saya, kalimat yang beliau ucapkan tersebut menunjukkan visi hidup Pak Juhrian sangat kuat. Jawaban beliau menegaskan bahwa beliau mengajar bukan sekadar menjalankan pekerjaan sebagai guru tetapi karena memiliki cita-cita luhur menyiapkan peserta didik menjadi insan yang cerdas dan bermanfaat bagi negara dan masyarakat.
Dari Pak Juhrian saya mengetahui kiprah SMP ISM di masa lalu sangat mengharumkan nama Banua. “SMP ISM dikenal secara nasional karena prestasi luar biasa siswa-siswinya dalam olimpiade matematika dan sains baik tingkat regional maupun nasional. Selain itu, beberapa guru dari sekolah ini juga telah mengikuti pelatihan tingkat nasional,” jelasnya. Untuk membendung kuatnya arus globalisasi yang dapat menggerus keimanan dan nilai budaya, Pak Juhrian menyambut baik program 3T yang dipelopori Ust Fahmi Ali. Beliau sependapat dengan kebijakan Dr Abd Khair Amrullah, S.Sos.I.,M.Pd.I, pimpinan LPI SM, yang mendukung program 3T sebagai upaya membina peserta didik agar memiliki kemampuan yang baik di bidang tahfiz (hafalan Al-Quran) akan sangat bermanfaat bagi anak-anak didik. Program ini juga selaras dengan visi LPI SM.
Menurut saya, Pak Juhrian merupakan sosok guru pembelajar yang haus ilmu. Ini terbukti dari semangatnya yang tinggi menuntut ilmu. Tak merasa puas mengenyam pendidikan magister, Pak Juhrian lanjut studi program doktoral. Luar biasanya Pak Juhrian, ditengah kesibukannya, beliau masih menyempatkan diri membuat karya tulis. Beliau telah menulis serangkaian buku ringkasan IPA yang menggambarkan kurikulum untuk kelas 7 hingga 9 dengan menggunakan Kerangka Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Disertasi beliau tentang pengaruh arangbio, kapur, dan kompos terhadap sifat tanah dan hasil padi Siam Mutiara pada tanah sulfat masam sangat bermanfaat bagi para petani, khususnya di Banua. Pak Juhrian juga melakukan penelitian dan membagikan hasilnya ke khalayak dalam bentuk artikel, antara lain artikel yang membahas efektivitas pembelajaran daring selama pandemi COVID-19, ketersediaan fosfor dalam sawah padi, dan metode pengajaran inovatif yang diterapkan dalam mempelajari tekanan pada zat padat, cair, dan gas.
Walaupun memiliki aktivitas professional yang padat, Pak Juhrian masih menjalankan hobinya. Beliau gemar berolahraga, bercocok tanam di sawah, dan berkebun. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan saat libur sekolah, dan hari libur nasional. Hebatnya lagi, beliau juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat, seperti menghadiri pengajian. Meski kini saya jarang bertemu beliau, saya masih ingat pesannya kepada saya. “Kita harus belajar dan berjuang agar bermanfaat bagi agama, masyarakat dan negara”.
Posting Komentar
Posting Komentar