Zu3Y1Tyh5M3UtKd8x5bDon4s3N5Axboydq92AuYu

No Pain No Gain: Inspirasi Hidup dari Novi Nurdian, M.Pd., Dosen Kampus Visioner.


Dilahirkan 31 tahun silam di Siodarjo, Jawa Timur, Novi Nurdian M.Pd adalah sosok yang menginspirasi. Beliau memiliki minat yang kuat dalam membaca dan menari. Kedua hobinya tersebut memungkinkannya untuk mengembangkan diri secara intelektual dan fisik. Menurut Bu Novi, panggilan akrab dosen prodi PGSD di salah satu kampus di Bumi Antasari ini, membaca adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. “Banyak manfaat kita peroleh dengan membaca. Wawasan kita semakin luas dan pengetahuan semakin bertambah,” ungkapnya. Menurut dosen cantik ini, dengan membaca, Beliau dapat mengeksplorasi berbagai topik dan memperdalam pemahamannya tentang dunia di sekitarnya. “Saya punya banyak buku yang menjadi teman setia di waktu luang. Nutrisi otak yang selalu memberikan saya inspirasi dan pemahaman baru,” jelasnya. Hobi lain Bu Novi adalah menari. Menurutnya, menari adalah wujud ekspresi diri. “Saat menari, saya dapat menyampaikan emosi dan cerita melalui gerakan tubuh. Selain itu, menari juga memberikan manfaat fisik seperti kebugaran dan koordinasi tubuh yang lebih baik”.
Bu Novi tidak pernah takut menghadapi tantangan hidup. Baginya, hidup adalah kesempatan untuk tumbuh dan berkembang di tengah segala rintangan. Dengan moto hidup No pain no gain, Bu Novi selalu menjalani setiap hari dengan semangat dan tekad yang tinggi. “Kita tidak perlu merasa takut terhadap kesulitan atau rintangan dalam hidup. Selama kita berdoa dan terus berusaha penuh ketekunan, maka kita pasti mewujudkan apa yang kita inginkan,” ujarnya penuh rasa optimis.
Pendidikan Bu Novi sejak sekolah menengah atas hingga magister di selesaikan di Kota Pahlawan, Surabaya. Setelah menyelesaikan studi di SMAN 1 Krian, Bu Novi kemudian melanjutkan kuliah pada program S1 PGSD Universitas Negeri Surabaya. Gelar Magister jurusan PGSD pun di raihnya di kampus yang sama.

Di luar kesibukannya sebagai dosen, Bu Novi yang juga merupakan anggota Bhayangkari ini mempunyai aktivitas yang menyenangkan dan menantang. “Saya menggunakan waktu luang untuk belajar memasak dan berkreasi membuat sensory play untuk anak,” ungkap Ibu satu anak ini. Meski memiliki banyak aktivitas, Bu Novi selalu menomorsatukan El, putranya, yang kini memasuki usia 1,5 tahun. Apalagi El saat ini sedang lucu-lucunya, dan menuntut banyak perhatian.

Ketika ditanya mengapa memilih profesi sebagai dosen, Bu Novi menjelaskan bahwa ia memilihnya karena merasa bahwa profesi ini memberikan kebaikan di dunia dan di akhirat. Kebaikan di dunia yang dimaksudnya adalah dengan mengajar, Beliau merasa hidupnya bermanfaat bagi orang banyak, dan untuk bangsa. Adapun kebaikan di akhirat, menurutnya dengan menjadi dosen, Beliau berharap usahanya mencerdaskan anak bangsa diganjar Allah SWT sebagai sedekah jariah, dan ilmu yang bermanfaat. Selain itu, ternyata Bu Novi merasa melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi: mengajar, meneliti dan melakukan pengabdian kepada masyarakat, merupakan aktivitas yang menarik dan menantang. Terlebih lagi, Bu Novi rupanya gemar meneliti dan mempublish hasil risetnya. Artikel yang baru saja diterbitkannya adalah hasil riset yang membahas tentang Pendidikan Muatan Lokal Sebagai Penanaman Karakter Cinta Tanah Air. Dapat dilacak pada https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/36414.

Sebelum mengakhiri obrolan singkat via WhatsApp, Bu Novi menyampaikan pesan kepada para mahasiswa S1 PGSD kampus hijau, STKIP ISM Banjarmasin, yang saat ini berjuang menyelesaikan skripsi, bahwa pada masa kini dan di masa-masa yang akan datang, menguasai teknologi sebagai media dan sumber belajar adalah sebuah kewajiban yang tidak boleh diabaikan. Selain itu, Bu Novi juga mengingatkan kepada para mahasiswa agar memiliki kemampuan mengaitkan materi pada kurikulum dengan lingkungan. Pesan lain Beliau yang tidak kalah pentingnya kepada mahasiswa adalah agar mereka mempunyai motivasi yang kuat untuk maju.

Sukses terus Bu Novi!, aamiin.



Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar