
Ramah, sederhana, dan berjiwa sosial tinggi, itulah Aziz yang saya kenal sejak 9 tahun silam. Orangnya murah senyum, dan pandai berpantun. Tiap orang yang dekat dengannya, pasti akan merasa terhibur gembira. Pendek kata, Aziz sosok smart yang jenaka. Tambah lagi satu hal yang membuat kepribadiannya menarik, Azis orangnya dermawan, tidak pelit dan suka menolong orang lain. Meski sibuk, Bang Aziz, begitu saya memanggilnya, selalu siap membantu siapa saja yang membutuhkannya.
Seingat saya, kami mulai akrab tahun 2014. Rutin olah raga seminggu sekali, di halaman SD samping rumah. Mendaki bersama kawan-kawan yang tergabung dalam Komunitas Iwak Karing: berangkat sabtu sore, pulang minggu siang. Berenang di pantai, dan diskusi santai tentang riset pendidikan. Lulus S1, Azis memperdalam Bahasa Inggris ke Pare-Kediri bersama beberapa rekannya, alumnus kampus yang sama. Kurang lebih 1,5 tahun di sana, Azis menetap di Kota Apel, Malang, studi S2.

Kini Bang Azis telah menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi di Kota Banjarmasin. Akhirnya, cita-citanya terwujud. Tujuannya menimba ilmu Bahasa Inggris di Pare Kediri, kemudian studi lanjut S2 di Kota Malang, untuk dibagikan lagi ke orang lain tercapai dengan menjadi dosen. “saya tidak menduga, akhirnya harapan saya pengajar di perguruan tinggi terkabul menjadi pak,” terangnya. Kepada saya, Bang Azis yang tahun ini memasuki usia 33 tahun, menceritakan bahwa dia telah berjuang sangat keras untuk mewujudkan cita-cita yang dulu sempat dianggapnya mimpi. “saya dulu Pak, kuliah aja sambil bajualan nasi kuning,” kisahnya.

Selain jago berbahasa Inggris, ayah 2 anak kelahiran Sungai Pinang, Hulu Sungai Utara, ini juga menggeluti dunia IT. Aziz mempunyai skill di bidang IT yang dapat menunjang pembelajaran: aplikasi pembelajaran hingga game yang dapat digunakan guru untuk menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan para siswanya. Menurut pengakuannya, Suami Widya ini mulai tertarik dunia IT ketika masih kuliah S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Kota Banjarmasin. “Saya dulu kuliah sambil jaga warnet Pak,” katanya. “Setiap hari berkutat dengan Komputer dan permasalahannya, akhirnya saya menyukai dunia IT,” jelasnya. Home Poneglyph adalah salah satu karya Aziz yang bertujuan membantu siswa mudah belajar Bahasa Inggris. Hebatnya, walaupun sibuk dengan pekerjaan, Aziz masih sempat menjalankan hobinya memancing.
Jumat, 23 Juni 2023, Bang Aziz mengenalkan Microsite ke para guru SMK Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Di hadapan kepala sekolah, Bapak Drs. Endarta, M.Eng, Azis menjelaskan Microsite adalah halaman web individual dan memiliki domainnya sendiri, terpisah dari website inti. “Microsite pada awalnya digunakan untuk keperluan bisnis, namun saat ini juga dimanfaatkan di lingkup pendidikan karena berpengaruh cukup besar menunjang pembelajaran,” ujarnya.

Aziz yang di kampungnya lebih dikenal dengan panggilan Abah Usman ini juga mengatakan bahwa dengan memanfaatkan microsite dalam pembelajaran, kita dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif, terjangkau, dan terfokus. Siswa akan sangat terbantu karena memudahkan mereka memperoleh pemahaman yang lebih baik dan meningkatkan efektivitas proses pembelajaran secara keseluruhan. “Microsite dapat dimanfaatkan sebagai wadah untuk meletakan informasi-informasi tambahan seperti mengelompokan tautan (link) kita secara terstuktur, sehingga tautan kita dapat menuju ke kanal lain nya, sebagai media promosi singkat, dan lain lain sehingga dapat diakses orang lain dalam bentuk satu link,” tambahnya. Link microsite https://s.id/pelatihansmksmbjm23juni2023 adalah salah satu kreativitas yang pernah dikerjakan Azis.
Ditanya bagaimana perasaannya menjadi seorang dosen, Aziz mengungkapkan isi hatinya kepada saya. “Ternyata menjadi seorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada orang lain bukanlah perkara yang mudah. Ada perasaan takut tidak diperhatikan atau bahkan diremehkan. Selain itu, ada hal lain lagi yang paling membuat saya merasa takut yaitu para audience tidak mengerti penjelasan saya,“ ujarnya. Meski begitu, ada juga hal yang membuatnya merasa senang. Azis mengatakan,” Saya senang menjadi pendidik. Setiap hari, saya merasa semangat berbagi pengetahuan yang saya ketahui meningkat. Saya terinspirasi oleh guru sekaligus sosok yang saya anggap sebagai Ayah, yaitu Bapak Iwan Perdana. Semoga Beliau sekeluarga semakin dilapangkan kesehatan dan juga rezekinya oleh Allah SWT, aamiin,” doanya.
Sebagai kawan, saya senang melihat pencapaian Bang Azis. Semoga cita-citanya menjadi dosen profesional dengan tujuan membangun bangsa melalui bidang pendidikan dengan memberikan sumbangsih berupa pemikiran dan karya-karya tercapai, aamiin ya Rabbalalamin.
Posting Komentar
Posting Komentar